2/15/2016

Jadi, sudah sehatkah anda hari ini?

Well, hari ini adalah perdana kuliah di semester 6, Alhamdulillah, nggak nyangka masih dikasih hidup sampek usia segini. Dan kuliah perdana hari ini dimulai dengan mata kuliah Psikologi Kesehatan. Jadi, psikologi kesehatan adalah salah satu kajian dalam ilmu psikologi, dimana kami mempelajari dampak-dampak penyakit fisik terhadap kondisi psikis baik bagi penderitanya atau orang-orang yang merawat, dan bagaimana mencegah serta mengatasi dampak tersebut. Kajian dalam psikologi kesehatan secara sekilas mungkin mirip dengan psikologi klinis, kedua cabang psikologi ini memang sama-sama berfokus pada kondisi psikis atau psikologis individu. Bedanya, pada psikologi klinis, kami mempelajari keabnormalan kondisi psikologis yang berdampak pada kondisi fisik individu.

Sebelum membahas lebih lanjut, kita kaji dulu apa sebenarnya yang dimaksud dengan 'Sehat'? Ketika kita dihadapkan pada pertanyaan tersebut, pasti masing-masing dari kita memiliki pendapat masing-masing mengenai definisi sehat. Seperti pendapat kami para mahasiswa saat kuliah tadi. Sehingga kata 'Sehat' akan menjadi sangat subjektif jika berdasar pada pendapat individu kan. Nah, untuk mempersatukan persepsi sehingga lebih mudah dalam mengkaji lebih lanjut mengenai mata kuliah ini, kita bahas dahulu definisi 'Sehat' secara teoritis.

Pemerintah kita sendiri dalam UU No. 23 Tahun 1992 ternyata telah merumuskan pengertian sehat, yaitu:
"Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis."
Sedangkan World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai:
"Kondisi positif (fisik, mental, sosial) dan sejahtera dan tidak semata-mata suattu kondisi dimana tidak adanya sakit dan penyakit."

Nah, dari sini kita telah mengetahui bahwa kondisi sehat merupakan suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang positif dan sejahtera sehingga kita dapat berproduksi aktif dalam sosial dan perekonomian. Rumusan kesehatan dalam pengertian ini merupakan model dari biopsikososial.

Dalam paradigma kedokteran yang lama dan mungkin beberapa dokter masih menggunakannya, konsep 'Sehat' masih terbatas pada model biomedic, dimana masih dibatasi hanya pada kondisi biologis dan fisik individu. Sehingga, dalam pemberian obat hanya sebagai penghilang symptoms dari penyakit itu sendiri (seperti pusing, mual, nyeri,dll.) bukan pada akar penyakitnya. Sedangkan saat ini, mungkin kita sering mendengar nasihat-nasihat dari dokter ketika kita berobat, seperti:
"Ibu sedang stress ya, coba jangan kebanyakan pikiran, emang lagi mikirin apa sih sampai sakit seperti ini?"
Nasihat diatas merupakan salah satu contoh intervensi psikologis yang diberikan kepada pasien sebelum mendapatkan obat-obatan medis. Sedangkan dokter-dokter yang melakukan intervensi ini adalah mereka yang paham bahwa kondisi psikis berpengaruh juga dalam kesehatan fisik. Sehingga pemberian obat-obatan kimia bisa ditekan.

Demikian catata kuliah hari ini, karena masih pertemuan perdana dan mata kuliah ini Alhamdulillah memiliki beban hanya 2sks (biasanya mata kuliah di kampus saya bisa mencapai 8sks per mata kuliah, heheh). Jadi hanya sebatas pada pengenalan mata kuliah.

Jadi, sudah sehatkan anda hari ini? :)

2/04/2016

Kajian Kitab Nashoihul ‘Ibad: Tiga Perkara yang Tidak Dapat Dihasilkan dari Tiga Perkara Lainnnya.



Salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW, Sahabat Abu Bakar As Shiddiq ra, berkata bahwa terdapat tiga perkara di dunia ini yang tidak bisa dihasilkan dari tiga perkara lainnya. Hal ini sebagaimana di jelaskan dalam Kitab Nashoihul ‘Ibad karangan Al Alim Al Alamah Syaikhina Nawawi Al Bantany pada Bab ke-3, maqolah ke-3. Lalu apa saja ketiga perkara yang disebutkan oleh As Shiddiq ra?
(عن أبى بكر الصدّيق رضي الله عنه: ثلاث لا تدرك بثلاث) اى ثلاث خصال لا تطلب بثلاثة أشياء (الغنى بلمنى) بصم الميم جمع منيه، أي فلا يحصل الغنى بالأمانى بل بالقسمة من الله تعالى (والشباب بالخضاب) فلا يحصل الشباب بخضاب الشعر بالحناء ونحوه (والصحّة بالأدوية) فلا تحصل الصحة بنفس الأدوية با بشفاءالله تعالى.
Pertama, الغنى با لمنى yaitu kekayaan yang tidak dapat dihasilkan dengan lamunan dan angan-angan. منى merupakan bentuk jamak dari  منية  (lamunan), sehingga yang dimaksud disini adalah orang yang yang terlalu sering melamun. Tentu saja, tidak ada orang yang kaya raya hanya karena ia terlalu sering melamun. “Andai saja…” “Seandainya..”, dan lain sebagainya, hapus keinginan untuk kaya jika yang kita kerjakan hanya melamun. Lalu, apa yang sebenarnya menjadikan seorang kaya harta? Mungkin banyak dari kita yang akan segera menjawab ‘Kerja keras’, seperti yang sering kita dengar dari para motivator handal.
Namun, inilah yang sebenarnya sering kita lupakan. Qodlo dan Qodar Allah, ya, ketetapan dan takdir Allah. Karena sesungguhnya yang menjadikan kita kaya adalah Allah, seperti penjelasan lebih lanjut dalam kitab Nashoihul ‘Ibad bahwa seseorang bisa kaya karena sudah mendapatkan qismah (bagian) yang demikian dari Allah. Tentu kita sering mendengar cerita orang-orang yang sudah bekerja keras, namun hidupnya hanya pas-pasan, meskipun banyak juga kisah orang sukses setelah gigih dalam bekerja. Ya, itu semua karena sudah menjadi qismah kita dan takdir Allah. Seperti tersebutkan dalam kitab Jawahirul Kalamiyyah yang dikarang oleh Syaikh Thahir bin Shalih al Jazair, bahwa segala sesuatu yang terjadi pada manusia adalah takdir dari Allah, baik itu hidup, mati, kaya, miskin, jodoh dan lainnya.
Lalu, jika segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah, untuk apa kita bekerja keras mendapatkan kekayaan jika ujung-ujungnya ternyata kita tetap pas-pasan? Ya, tapi bukan karena sudah menjadi takdir Allah, lalu manusia hanya diam saja menunggu kaya. Akan tetapi, manusia juga harus berikhtiar, berusaha secara maksimal. Karena apa? Karena kita tidak pernah tau takdir kita di masa depan seperti apa. Bukankah dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang ikhtiar? Bekerja secara maksimal adalah salah satu ikhtiar kita untuk mendapatkan kekayaan. Akan tetapi, kita tidak diperbolehkan untuk memaksakan hasil. Karena apa? Ketika memaksakan hasil atas ikhtiar kita, namun ketika tidak sesuai dengan yang diharapkan, kita akan berputus asa. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan pentingnya sandaran vertikal, bersandar kepada Allah SWT atas segala hal yang ada di dunia. Sehingga, setiap kegagalan yang kita dapatkan, kita bisa mengembalikannya bahwa itu semua telah menjadi takdir Allah SWT, bukan bersandar kepada ikhtiar kita, terlebih kepada sesama manusia.
Perkara kedua, adalah الشباب بالخضاب yaitu sifat muda karena semir, pada satu kesempatan, ustadz penulis menjelaskan الخضاب artinya pacar, atau dapat dimakna semir dan kosmetik. Saat ini, banyak sekali perusahaan-perusahaan yang berlomba-lomba menciptakan pelbagai macam jenis kosmetik, baik untuk mencerahkan kulit, menghilangkan jerawat hingga membuat awet muda, katanya. Selain itu, produk-produk semir rambut sangat ramai di pasaran, masyarakat berbondong-bondong menyemir rambutnya berbagai warna, baik untuk mengikuti tren atau menutupi rambut putih yang tumbuh dikepalanya, uban. Lalu, apakah itu benar? Hal yang demikian inilah menurut Sahabat Abu Bakar as Shiddiq tidak benar. Sifat muda tidak akan pernah bisa didapatkan dengan merk semir dan kosmetik termahal sekalipun. Meskipun hal demikian tidaklah dilarang. Akan tetapi, hakikatnya ketika manusia menjadi tua, itu semua adalah peringatan akan kematian, sehingga kita selalu diingatkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT.
Terakhir, adalah الصحّة بالأدوية atau sehat karena obat. Ketika kita sakit, seringkali kita akan pergi ke dokter atau sekedar membeli obat di apotek. Jika ditanya alasannya, kita akan menjawab ‘agar cepat sembuh’. Lalu, apakah obatlah yang menyebabkan manusia sembuh dari penyakitnya? Bukan, melainkan adalah Allah yang telah memberikan kesehatan. Allah SWT telah mentakdirkan kita sehat. Seperti pada perkara pertama, pergi ke dokter ataupun mengonsumsi obat adalah bentuk ikhtiar kita dalam mencapai kesembuhan. Sedangkan baik sehat ataupun tidak setelah kita berobat, adalah takdir dari Allah SWT. Wallahu a’lam bi showab

Pengumuman..!!!

Assalamualaikum :)
Nabila punya kabar gembira untuk pembaca semua *nyanyi ala-ala iklan kulit manggis (Emang ada yang baca dek? entahlah, heheh). Insyaallah setelah ini, blog tercinta nabila akan diisi dengan share ilmu, insyaallah. Baik mengenai islam maupun pengetahuan yang lainnya. Baik yang nabila dapat dari pesantren, kuliah, organisasi, seminar (oke, ini nabila nggak yakin, karena setiap seminar nabila lebih sering tidur -ini pengakuan dosa pemirsah- semoga habis ini ada yang bersedia dan berbaik hati kasih tips biar bisa melek berjam-jam dengerin seminar, huhuhu) dan sumber lainnya. Tapi, tetep diselingi postingan ke-alay-an nabila ya, hehehe *evil smirk, karena nabila yakin 'alay itu bagian dari proses pendewasaan' (abaikan yang ini). Kenapa nabila niat posting pengetahuan? Karena semua orang punya hak untuk mengetahui banyak hal, dan setiap orang memiliki kewajiban untuk belajar. Selain itu, ilmu kan juga buat di bagi, duh ngumpetin ilmu itu gak ada gunanya. :(
Jaddii, intinya, semoga nabila bisa istiqomah membuat gebrakan(?) baru dalam laman blog ini. Sehingga blog ini juga bisa bermanfaat bagi pembaca semua. Selain itu, monggo yang mau request ulasan mengenai apapun, bisa kontak melalui email. Insyaallah, nabila bakal usahain buat posting, jadi baik nabila maupun temen-temen yang baca juga bisa belajar.
Demikian pengumuman dari nabila, semoga kita semua diistiqomahkan dalam belajar. Aamiin.. Eh iya, postingan perdana setelah pengumuman ini adalah tentang kajian Kitab Nashoihul 'Ibad karangan Syeikh Nawawi Al Bantany yang baru tadi malem banget dibahas di pondok. Sila dinikmati...
Wassalamualaikum :)