Assalamualaikum sahabat blogger (entah ada yang berkenan membaca ataupun enggak) heheh...
Hari ini saya hanya ingin menulis, sebenarnya karena faktor ketidaksengajaan membaca status temen di line sih, akhirnya muncul ghiroh untuk menulis tentang ini..
Ini bukan ajakan, bukan, tidak juga perintah, apalagi nasihat, siapa saya ingin menasihati njenengan2 semua. lebih dari itu, sebenarnya ini 'tamparan' bagi diri saya sendiri; tentu bukan secara fisik, tapi hati, jiwa. Tulisan ini sejujurnya adalah pangeling-eling bagi diri saya.
Kurang lebih status yang memotivasi saya pagi ini adalah ini:
S: Aku ; A: Ayah
A: Sayang ga sama ayah?
S: Sayang
A: Kamu mau ayah masuk neraka?
S: Enggak atuh yah
A: Kl gtu tutup auratmu, pake jilbabmu, karna kl km ngebuka aurat, setiap langkahmu mengantar ayah ke neraka
Naudzubillah, ini yang membuat saya memekik dalam diam sesaat. Saya tiba-tiba ingat wajah yang kian sepuh abah saya di rumah, tubuh yang tak sekuat dulu yang sering menggendong saya saat kecil. Lalu apa yang telah saya berikan kepada beliau? Atau mungkinkah selama hidup saya, hanya membuka sedikit demi sedikit pintu neraka untuk beliau. Allahu Robbi, ampunilah jika itu yang terjadi :(
Saya masih ingat dalam satu kesempatan, guru saya menjelaskan bahwa sehelai rambut kita bisa mengantarkan ayah dan saudara laki-laki kita masuk neraka (saya dilupakan apakah ini salah satu hadits atau apa karena kemalasan saya dalam belajar). Lalu dengan segala tingkah kendablegan saya selama ini, saya antarkan kemana abah dan keempat saudara laki-laki saya? Astaghfirullah, bukankah sangat hina jika saya hidup hanya untuk menjerumuskan lima orang pria, ya, lima orang sekaligus, yang seumur hidup menjadi kebahagiaan karena memiliki mereka. :(
Sekali lagi ini bukan nasihat untuk njenengan semua, bukan pula saya memerintah para hawa untuk menutup aurat berupa rambut dengan jilbab. Bukan, sungguh bukan niatan saya menyinggung tentang sesuatu yang akhir-akhir ini menjadi sangat sensitif. Karena berjilbab adalah pilihan, meskipun sebenarnya berjilbab adalah kewajiban.
Ini hanya sederet peringatan dalam diri saya sendiri, bermusahabah apakah jalan hidup saya sudah benar, ataukah malah sangat melenceng jauh dari kesejatian. Ini adalah peringatan bagi saya, bahwa yang menjadi pilihan saya bukan hanya berdampak pada diri saya sendiri, bukan, lebih dari itu, berdampak besar bagi orang lain disekitar saya. Dan ini sebagai pacuan saya, untuk selalu berpikir berpikir dan berpikir sebelum melangkah.. Yah, sederet kalimat ini adalah ikhtiar saya dalam pendewasaan, istajib Ya Allah...
No comments:
Post a Comment