Dan hingga saat ini
Bersua denganmu hanyalah menjadi mimpi
Tapi, meski raga tak mampu bersama
Suara lembutmu tak dapat kudengar
Maka bolehkah aku terus mengenangmu?
Lewat senyum yang dulu kau lukiskan tatkala mata beradu
Langkah pelan tapi pasti dari dua kaki tegapmu
Dan lewat tutur lembutmu ketika bersenandung dalam sholawat
Aku merindukanmu, sungguh
Mungkin ucap ini tak akan kau dengar
Tapi lewat doaku, aku merindukanmu
Bukan kunamakan ini sebagai cinta, Gus
Hanya, bolehkah aku
menikmati titipan Allah lewat rasa ini?
Semarang, 2 Desember 2014
No comments:
Post a Comment