"Kak, aku ingin menjadi diriku yang dulu."
"Ehm, maksudmu?"
"Aku hanya ingin menulis. Ya, aku hanya ingin lebih banyak diam, dan menulis!"
"Tapi, bukahkah kau bilang diam itu menyedihkan?"
"Sampai kemudian aku tau, bahwa bicara jauh lebih menyakitkan daripada diam"
"Ya?"
"Kau tau, bicara bahkan jauh lebih menyakitkan. Mungkin banyak orang yang akan tersakiti karena aku bicara."
"Tapi kau akan menyakiti dirimu sendiri ketika diam."
"Lilin bahkan membiarkan dirinya terbakar agar manusia tetap nyaman meskipun listrik padam. Pensil membiarkan tubuhnya tergerus habis agar manusia bisa menulis. Bahkan, penghapus membiarkan dirinya tergores habis agar manusia bisa menghapus kesalahannya ketika menulis. Lalu, tak bolehkah aku menyakiti diriku agar tak ada orang lain yang tersakiti olehku?"
"Kau menangis?"
"Tidak. Bahkan aku tak sanggup untuk menangis"
"Kau membohongiku. Apa yang terjadi denganmu?"
"Aku mengatakannya dengan jujur."
"Tidak. Kau tak jujur. Katakan!"
"Sudahlah, aku sudah mengatakannya... Pulanglah, ini sangat larut."
"Kau mengusirku sekarang? Aku tidak akan pergi, sebelum kau mengatakannya padaku!"
"Ya, katakan!"
"Aku... a.. a.. aku hanya takut. Aku sangat takut. Kau tau, aku sangat takut sendiri. Aku takut menyakiti orang lain dan membuat mereka pergi dariku. Aku takut disini, aku bahkan sangat takut untuk melakukan apapun disini."
"Ehm, maksudmu?"
"Aku hanya ingin menulis. Ya, aku hanya ingin lebih banyak diam, dan menulis!"
"Tapi, bukahkah kau bilang diam itu menyedihkan?"
"Sampai kemudian aku tau, bahwa bicara jauh lebih menyakitkan daripada diam"
"Ya?"
"Kau tau, bicara bahkan jauh lebih menyakitkan. Mungkin banyak orang yang akan tersakiti karena aku bicara."
"Tapi kau akan menyakiti dirimu sendiri ketika diam."
"Lilin bahkan membiarkan dirinya terbakar agar manusia tetap nyaman meskipun listrik padam. Pensil membiarkan tubuhnya tergerus habis agar manusia bisa menulis. Bahkan, penghapus membiarkan dirinya tergores habis agar manusia bisa menghapus kesalahannya ketika menulis. Lalu, tak bolehkah aku menyakiti diriku agar tak ada orang lain yang tersakiti olehku?"
"Kau menangis?"
"Tidak. Bahkan aku tak sanggup untuk menangis"
"Kau membohongiku. Apa yang terjadi denganmu?"
"Aku mengatakannya dengan jujur."
"Tidak. Kau tak jujur. Katakan!"
"Sudahlah, aku sudah mengatakannya... Pulanglah, ini sangat larut."
"Kau mengusirku sekarang? Aku tidak akan pergi, sebelum kau mengatakannya padaku!"
"Ya, katakan!"
"Aku... a.. a.. aku hanya takut. Aku sangat takut. Kau tau, aku sangat takut sendiri. Aku takut menyakiti orang lain dan membuat mereka pergi dariku. Aku takut disini, aku bahkan sangat takut untuk melakukan apapun disini."
No comments:
Post a Comment