12/09/2015

Semarang, 9 Desember 2015...

"Kenapa banyak orang lebih suka memandang rendah orang lain?"
"Ehm?"
"Ya, mereka sering menganggap orang lain tidak mampu melakukan suatu hal, ketimbang memberikan kesempatan untuk mereka mencoba."
"Lalu, seharusnya bagaimana?"
"Orang akan merasa bosan ketika dia terlalu sering dianggap rendah, patah hati, kemudian malas untuk mencoba, akhirnya, hal menakutkan itu akan terjadi. mereka tidak akan bisa melakukan apa-apa, menutup kemampuan mereka sendiri."
"Lantas?"
"Harusnya mereka diberikan kesempatan, bukankah semua orang berhak untuk mencoba? Ketika mereka bahkan tidak diperbolehkan untuk mencoba, kapan mereka tau bahwa mereka mampu atau tidak."
"Bagaimana jika mereka mencoba, tapi nyatanya memang mereka tidak mampu?"
"Lalu apa gunanya ada nasihat -kegagalan adalah proses menuju kesuksesan- ? Apa hanya untuk quote-quote yang berserakan didinding media sosial?"
"Bukankah mereka sering tidak mau untuk mencoba?"
"Alih-alih mendukung, kita malah sering kali menjudge mereka tidak mampu. Orang tidak mau mencoba karena yang ada diotaknya hanyalah pikiran-pikiran negatif tentang diri mereka sendiri, dan itu juga hasil dari ucapan-ucapan yang sering mereka dengar, Kak."
"Aku sangat benci dengan mereka, Kak. Seolah-olah mereka adalah segalanya, padahal mereka monster yang menutup kemampuan kawan mereka sendiri."
"Tapi kau juga sering melakukannya kan?"
"Aku terpaksa, mereka seperti mayoritas."
"Mengapa kau tidak mengubahnya?"
"Aku ingin, tapi bahkan tak tau caranya. Kadang ketika pikiran dan perilaku kita berbeda, mereka memandang kita aneh."
"Ya, aku tau apa yang kamu rasakan."
"Apakah menjadi berbeda itu salah, Kak?"
"Ya, bisa jadi."
"Lalu kita harus menjadi sama seperti arus, meskipun kita tau itu salah?"
"Bukan begitu, kurcaci kecil. Kau tau, hidup itu hanya lelucon. Kadang kita harus sama, mengalir seperti arus. Tapi, terkadang kita juga harus seperti ikan, melawan arus itu untuk bertahan hidup."
"Lalu?"
"Tetaplah berbeda, dengan cara yang cantik. Tapi kita juga harus sama seperti mereka, karena kita manusia, kita makhluk sosial. Kita harus berbeda ketika arus itu salah, tapi dengan perbedaan itu kita juga harus berusaha mengubah arus itu menjadi benar."

No comments:

Post a Comment